7 Cara efektif dalam Berkomunikasi




Berikut adalah 7 cara efektif dalam berkomunikasi :
1.      HINDARI KESAN MEMAKSA
Ketika kita berkomunikasi hindari kalimat : “Kamu Harus .....” Sebaiknya kalimat tersebut diganti dengan “Sebaiknya kamu ....” atau “Maukah kamu ....”
2.      FOKUS KEPADA SOLUSI BUKAN MASALAH
Ketika berkomunikasi fokuslah kepada suatu hal yang menjadi solusi bukan masalah. Contoh : Ketika makanan dirumah habis, tidaklah efektif jika kita berkata “Aduh lapar banget ...” Dan lebih baik kita berkata “Yuuk, beli makanan diluar...”
3.      UBAH “Kata TIDAK BISA menjadi BISA”
Ketika kita diminta untuk mengadakan pertemuan, lebih baik anda mengatakan   “Kita bisa mengadakan pertemuan minggu depan” daripada berkata “Kita tidak bisa ketemuan sampai ketemuan”. Walaupun kedua kalimat tersebut memiliki arti yang sama tetapi mempunyai estetika yang berbeda.

4.      AMBIL TANGGUNGJAWAB dan JANGAN MENYALAHKAN
Hindari Kalimat “Ini Bukan salahku” kalimat tersebut sebaiknya diganti dengan kalimat “Apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya?”

5.      KATAKAN APA YANG ANDA INGINKAN Bukan YANG TIDAK ANDA INGINKAN
Jika anda tidak menginginkan seseorang untuk menyetir ngebut dijalan, lebih baiknya anda berkata “Tolong bawa mobilnya hati-hati” daripada anda berkata “Jangan bawa mobilnya terlalu kencang”

6.      FOKUS PADA MASA DEPAN Bukan MASA LALU
Jika ada kesalahan yang telah dilakukan oleh teman anda, anda tidak boleh berkata “Sudah saya bilang sebelumnya....” dan lebih baik diganti dengan kata “Mulai sekarang kita.... “

7.      BAGIKAN INFORMASI BUKAN ARGUMEN
Hindari kalimat “Tidak, kamu salah...” kalimat tersebut sebaiknya diganti dengan “Saya ingin seperti ini...”

AQIQAH


MAKNA AQIQAH
1.      Menurut Al Khothabi :
Kambing yang disembelih untuk kepentingan anak yang baru lahir disebut aqiqah.
2.      Menurut Zamakhsyari dan Ubaid Ashmu’i :
Menurut beliau rambut yang tumbuh pada kepala bayi sejak lahir dinamakan aqiqah.
3.      Dijelaskan lagi oleh Ibnu Faris :
Bahwa aqiqah adalah kambing yang disembelih dan rambut bayi yang dicukur.

Dari paparan tersebut diatas bahwa pengertian dari makna aqiqah secara Syar’i adalah :
Menyembelih kambing untuk anak yang baru lahir pada hari ke 7 atau kelipatan dari kelahirannya, yang diikuti oleh mencukur rambut keumudian memberikan nama. “

HEWAN UNTUK AQIQAH
            Hewan yang digunakan untuk melaksanakan aqiqah atas Hasan dan Husain oleh Rasulullah SAW adalah kambing dari jenis kibasy (DIBAS) lazim biasa disebut dengan domba putih atau sejenis Gibas (Biri-Biri) bisa juga kambing biasa.
KETENTUAN HEWAN AQIQAH :
1. Telah cukup umur, kurang lebih mulai uur 6 bulan (Dibas), 6-12 bulan untuk jenis kambing jawa atau kambing kacang. Atau biasanya ditandai dengan telah pupak atau tanggalnya gigi depan. Menurut ukuran secara biologis binatang yang siap dipotong atau syarat aqiqah adalah yang telah (dewasa kelamin), maksutnya bahwa organ dan system reproduksi hewan tersebut telah sempurna dan siap untuk disembelih.
2. Jenis kelamin hewan aqiqah boleh jantan atau betina (tidak boleh sedang mengandung atau menyusui)
3.Sehat, bukan kambing yang sakitnya tampak jelas, kudisan, maupun penyakit dalam yang berbahaya.
4. Tidak boleh kurus kering, tidak cacat mutlak ; dalam arti hewan tidak boleh pincang, bagian tubuh utuh, telinga tidak boleh tuli, hilang daun telinganya baik semua atau sebagian, ekor atau tanduknya utuh tidak boleh putus lebih dari speriganya, mata tidak boleh buta total maupun sebelah, tidak ompong semua giginya dan tentunya kambing tidak boleh gila atau stress saat disembelih.

JUMLAH HEWAN AQIQAH
            Anak Laki-Laki menyembelih paling afdhol 2 ekor sedangkan Anak Perempuan 1 ekor.,  namun ada yang memperbolehkan untuk anak Laki-Laki 1 ekor terutama jika memiliki anak kembar atau sedang dalam kesulitan atau kesempitan.
Perlu diketahui pelaksanaan aqiqah tidak diperbolehkan patungan (kooperatif). Misalnya tujuh orang bergabung untuk melaksanakan aqiqah, sebab pelaksanaan aqiqah adalah ditunjukan untuk menebus gadai anak yang baru dilahirkan. Maka satu anak atau orang satu aqiqah (Perempuan 1 ekor Laki-Laki 2 ekor kambing).

WAKTU PELAKSANAAN AQIQAH
Ibadah aqiqah dianjurkan pelaksanaannya pada hari ke 7 dari kelahirannya, tetapi apabila belum bisa (dalam kesempitan) boleh dilaksanakan pada hari kelipatannya pada hari ke 14, 21, atau kapan saja saat telah mampu untuk melaksanakan aqiqah.

TATA CARA PELAKSANAAN AQIQAH
            Pelaksanaan Ibadah agar senantiasa mendapatkan Ridho da diterima oleh Allah SWT, Harus sesuai dengan Syar’i (hukum islam atau sebagaimana dirisalahkan oleh Rasulullah SAW) dan berlandaskan Keikhlasan karena ketaatan kita terhadap Allah SWT.

            Prosesi aqiqah dilaksanakan mulai dari pemotongan binatang ternak (Dibas atau kambing) yang telah memenuhi syarat aqiqah. Dianjurkan untuk memasaknya dan kemudian diadakan acara sebagaimana acara walimah, dengan mengundang sanak saudara, kerabat, tetangga, teman untuk mempererat tali silahturahmi dan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Perlu kita perhatikan adab dan tata cara dalam walimah sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Antara lain cara bermuamalah dalam walimah, berpakaian, tempat dan hijab antara tamu Laki-Laki dan Perempuan maupun sampai tatacara makan. Alangkah lebih baik lagi jika walimatul aqiqah menjadi saranana menambah penambahan keislaman dengan diisi acara kajian atau ceramah agama.

Prosesi aqiqah dijelaskan sebagai berikut :
  1. Menyembelih binatang ternak yang telah memenuhi syarat aqiqah.
  2. Dianjurkan pelaksanaannya dilakukan pad hari ke 7 dari kelahirannya, apabila belum bisa dilaksanakan pada hari kelipatannya atau kapanpun.
  3. Menyalurkan aqiqah dengan cara walimah atau dibagikan kepada lingkungan kita
  4. Memberi nama anak dengan nama yang disukai Allah SWT, & merupakan do’a bagi anak tersebut
  5. Mencukur rambut kepalanya secara rapi
  6. Menginfaqkan hasil timbangan potong rambut yang disetarakan dengan harga perak atau emas.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme